Laporan Praktikum Enzim Papain Mata Kuliah Biokimia Tanaman
LAPORAN PRAKTIKUM
ENZIM PAPAIN
MATA KULIAH BIOKIMIA TANAMAN
Disusun
Oleh :
Alki Satrio Plapito 48416503 Sasqia Putri Denisaa 48416515
Untari Ayuningtyas 48416518
Dosen
Pendamping :
Adinda
Nurul Huda M., SP, MSi
Inti Mulyo
Arti, STP, MSc
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang enzim papain untuk
memenuhi mata kuliah biokimia tanaman.
Laporan praktikum ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan praktikum ini. Maka dari itu, kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan praktikum ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah laporan praktikum tentang enzim papain ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah laporan praktikum tentang enzim papain ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Depok, 15 Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Enzim berasal dari bahasa Yunani
yang artinya di dalam sel, selain itu enzim dikenal dengan istilah fermen yang berarti ragi atau cairan
ragi. Istilah ini dalam literatur Jerman
dan Prancis masih digunakan sebagai sinonim istilah enzim. Enzim adalah protein
yang mempunyai sifat katalitik, sifat ini menyebabkan enzim berguna dalam
telaah analitik. Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan
enzim mengandung komponen nonprotein tambahan seperti karbohidrat, lipid,
logam, fosfat, atau beberapa bagian organik lain. Enzim lengkap disebut holoenzim; bagian protein, apoenzim; dan bagian non protein. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang
dikatalisis enzim disebut substrat (Deman,
1997).
Dalam proses
pencernaan makanan, enzim berperan dalam pencernaan zat secara kimiawi. Dengan adanya
enzim maka penggunaan energi untuk proses pencernaan akan lebih kecil. Kerja
enzim sangat sensitif terhadap suhu. Reaksi dipercepat dengan naiknya suhu
sampai batas waktu tertentu dan akan bekerja maksimum pada suhu optimumnya. Enzim dipakai juga sebagai alat bantu pemprosesan pada
pemanufakturan makanan. Contohnya, renin yang terdapat dalam ekstrak isi
lambung sapi, dipakai sebagai koagulan untuk susu pada produksi keju. Penekanan
ilmu makanan dalam penelitian enzim berbeda dengan penelitian dalam biokimia.
Ilmu makanan terutama menangani reaksi penguraian hidrolisis, dan oksidasi,
sementara biokimia lebih banyak menangani mekanisme sintesis (Purnomo, 2011).
Praktikum ini menggunakan enzim
papain. Papain merupakan enzim proteolitik yang diambil dari pepaya (Carica
papaya), terkandung dalam getah pepaya, baik dalam buah, batang dan
daunnya. Papain juga merupakan suatu zat yang mampu memecah protein, khususnya
pada daging agar lebih empuk atau lunak. Sebagai enzim yang berkemampuan
memecah molekul protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik di rumah tangga maupun industri. Kelebihan
papain dibandingkan proteolitik yang lain adalah lebih tahan terhadap proses
suhu, mempunyai kisaran pH yang luas dan lebih murni dibandingkan bromelin dan
ficin. Kisaran pH optimum papain berkisar antara 5-7,5 dan stabil pada suhu
60-70 °C (Fitriani, 2006).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kerja enzim papain pada daging
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum enzim papain
dilaksanakan pada Senin, 9 Oktober 2017 pukul 09.00-12.00 WIB di Laboratorium
Kampus F6 Universitas Gunadarma.
1.2. Alat dan Bahan
1.2.1. Alat
a.
Piring
b.
Sendok
c.
Alat tulis
d.
Kamera handphone
1.2.2. Bahan
a.
Daging
b.
Papain
1.3. Prinsip Kerja
1.
Siapkan pepaya muda, daging, dan air.
2. Pepaya
muda dipotong kecil-kecil, kemudian diblender dan disaring.
3.
Daging yang sudah disiapkan dipotong dengan ukuran ± 5 cm.
4.
Rendam daging dalam pepaya (papain) yang sudah diblender.
5. Daging
direndam dalam selang waktu yang berbeda, daging pertama
direndam selama 2 jam, daging kedua
direndam selama 4 jam.
6.
Analisis tekstur, warna, dan bau pada daging
7.
Catat hasil analisis dalam lembar kerja.
1.4.Diagram Alir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Praktikum enzim kali ini menggunakan papain dan daging yang sudah
dipotong dengan ukuran ± 5 cm.
Tabel 1. Tekstur, Warna, dan Bau Daging Sebelum
diberi Enzim
Kontrol
|
||
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
Keras
|
Merah gelap
|
Bau darah menyengat
|
Tabel 2. Tekstur, Warna, dan Bau Daging Setelah
diberi Enzim
Enzim
|
2 jam
|
4 jam
|
||||
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
|
Papain
|
Agak Lembut
|
Merah pucat
|
Bau pepaya dan daging
|
Lembut
|
Sangat merah pucat
|
Bau darah menyengat
|
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, enzim papain dengan waktu perendaman
4 jam teksturnya lembut, warnanya merah pucat, dan bau darah yang menyengat. Semakin
lama daging direndam dalam enzim papain, semakin lembut daging tersebut. Hal
ini sesuai dengan literatur menurut Soedarmadji (2002), aktivitas enzim
dipengaruhi oleh lamanya waktu kerja enzim.
Proses pengempukan terjadi karena
proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh enzim. Proteolisis kolagen
menjadi hidroksiprolin mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga
keempukan daging meningkat. Proteolisis miofibril menghasilkan fragmen protein
dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak terjadi proteolisis pada
miofibril, maka semakin banyak protein terlarut dalam larutan garam encer .
Terhidrolisisnya kolagen dan miofibril menyebabkan hilangnya ikatan antarserat
dan juga pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih pendek, menjadikan sifat
serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging semakin empuk (Winarno, 2008).
Daging yang direndam pada enzim
papain menunjukkan perubahan warna yang sangat jelas. Hal ini disebabkan karena
mioglobin kontak dengan oksigen dari udara (oksidasi) dan membentuk
Oksimioglobin. Zat warna utama yang tedapat pada daging disebut Mioglobin,
yaitu suatu senyawa protein terkonjugasi yang berwana ungu. Proses
pada oksigenasi mioglobin akan mengakibatkan terbentuknya oksimioglobin yang
berwarna merah cerah. Reaksi oksidasi besi dalam mioglobin atau oksimioglobin
akan mengubah keduanya menjadi metmioglobin yang berwarna coklat (Muchtadi,
2011).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Enzim papain merupakan suatu zat
yang mampu memecah protein, khususnya pada daging agar lebih empuk atau lunak.
Semakin lama perendaman daging dalam enzim papain, semakin empuk daging
tersebut. Perubahan tekstur, warna, dan aroma pada daging disebabkan karena
adanya oksidasi mioglobin.
5.2. Saran
Peralatan dan bahan dalam praktikum
sebaiknya diperlengkap agar praktikum enzim dapat lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Deman, J.M.1997. Kimia Makanan. Bandung : Penerbit ITB.
Fitriani,V. 2006. Getah Sejuta Manfaat. PT. Trubus
Swadaya. Edisi April 2006. Jakarta.
Muchtadi, 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bandung: ALFABETA, CV.
Purnomo. 2011. Mobilisasi Crude Enzim Papain Yang Diisolasi Dari
Getah Buah Pepaya (Carica papaya) dengan
Menggunakan Kappa Karagenan Dan Kitosan Serta Pengujian Aktivitas.
Universitas Sumatera Utara.
Soedarmadji. 2002. Diktat Mikrobiologi Industri. UNDIP. Semarang.
Winarno,
F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta. Gramedia
Pustaka
Utama.
Komentar
Posting Komentar