LAPORAN PRAKTIKUM UJI PROTEIN


   LAPORAN PRAKTIKUM UJI PROTEIN
MATA KULIAH BIOKIMIA TANAMAN


Disusun oleh :
Kelompok 1
Alki Satrio Plapito                   ( 48416503 )
Sasqia Putri Denisaa                ( 48416515 )
Untari Ayuningtyas                 ( 48416518 )

Dosen pengampu         : Inti Mulyo Arti, STP., MSc.
                                       Adinda Nurul Huda, SP., MSi.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein merupakan salah satu makronutrisi yang memilki peranan penting dalam pembentukan biomolekul. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari enzim yaitu biokatalisator berbagai reaksi metabolisme dalam tubuh (Mustika, 2012). Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Protein sendiri dibedakan dalam berbagai kelompok yang sering disesuaikan dengan fungsinya untuk kepentingan organisme. Asam-asam amino ini terikat satu dengan lain oleh ikatan peptida. Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic
Protein mempunyai fungsi bermacam-macam bagi tubuh, yaitu sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, dan alat pengangkut. Sebagai zat-zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Proses metabolik (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjungasi dengan makromolekul atau mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein, flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino; dan  kedua protein terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun komponen anorganik, yang disebut "gugus prosthetic".

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan protein melalui uji pembakaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
protein dapat dibedakan berdasarkan pada jenis ikatan peptida antar molekul asam amino, yaitu protein primer, protein sekunder, protein tertier dan protein kuaterner.  Protein primer merupakan polimer asam amino yang berbentuk rantai panjang, terdapat dalam sel hewan antara lain sebagai collagen dan elastin.  Protein sekunder adalah polimer asam amino rantai polipeptida yang membentuk struktur helix seperti keratin yang terdapat dalam rambut, tanduk dan wool.  Protein tertier adalah polimer asam amino dalam bentuk globuler, seperti yang terdapat dalam enzim, hormon dan protein pembawa oksigen  (Lehninger, 1975, dan Linder, 1992).
Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21- 23,50%), S (0,8-2%), disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), dan S kadang-kadang P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain (Sudarmaji, 1989).
Protein adalah poliamida dengan lebih dari 50 residu asam amino.. Hidrolisis menghasilkan asam-asam amino-α dengan konfigurasi-(L) pada karbon α. Asam-asam amino menjalani suatu reaksi asam basa dalam dan menghasilkan ion dipolar. Denaturasi adalah kerusakan ikatan-ikatan hidrogen dan karena itu pula kerusakan struktur-lebih tinggi dari protein itu. Enzim adalah protein yang menghasilkan reaksi kimia. Enzim bersifat efisien dan spesifik dalam kerja katalitiknya.(Fessenden. 1989).





BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2017 di kampus F6 Universitas Gunadarma
3.2 Alat dan Bahan
Alat : 
-  Lilin
-  Garpu
-  Sendok

Bahan ;
-            Telur
-          Alpukat
-          Kacang tanah
-          Pisang
-          Bawang merah
-          Ubi manis jepang
-          Tempe
3.3 Prosedur Kerja
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Bakar sumbu lilin dengan korek api gas seingga api menyala
3.      Bakar masing-masing bahan dengan api lilin
4.      Hirup aromanya dan catat aroma dari masing-masing bahan dengan indicator (sangat tengik, tengik, agak tengik dan tidak tengik)




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No
Bahan
Aroma
Foto
1
Putih telur
Tengik

2
Kuning telur
Agak tengik

3
Alpukat
Tengik

4
Kacang tanah
Agak tengik

5
Pisang
Tidak tengik

6
Bawang merah
Sangat tengik

7
Ubi manis jepang
Tidak tengik

8
Tempe
Sangat tengik

9
Tahu
Sangat tengik

10
Kentang
Agak tengik


4.2 Pembahasan
Protein merupakan zat makanan yang penting bagi tubuh karena selainsebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun tubuh (Winarno, 2004). Suatu protein akan sangat mudah dipengaruhi oleh suatu perlakuan seperti pembakaran ataupun pH yang mempengaruhinya. Perbedaan aroma dari beberapa bahan pangan dipengaruhi ole banyak sedikitnya kandungan protein di dalamnya, bila bahan pangan di bakar proteinnya pun akan mengalami reaski sehingga dari bahan tersebut akan mengeluarkan aroma dan juga mengalami perubahan fisik seperti warna ataupun tekstur.
Dari hasil percobaan pembakaran pada beberapa bahan, bisa di lihat bahan pangan yang mengandung protein akan mengeluarkan aroma sangat tengik, tengik dan agak tengik, aroma ini di karenakan adanya reaksi dari tergoakulasinya protein akibat suhu yang panas. Aroma sangat tengik didapatkan pada bahan pangan bawang merah, tempe dan tahu, aroma sangat tengik ini dikarenakan kandungan protein di dalam bawang merah, tempe dan tahu sangat banyak, untuk bahan pangan seperti alpukat dan putih telur kota yang beraroma tengik ini dikarenakan kandungan protein di dalam bahan pangan tersebut cukup banyak. Aroma agak tengik pada bahan pangan seperti kentang, kacang tanah dan juga kuning telur kota disebabkan ole kandungan protein yang sedikit sedangkan untuk bahan pangan seperti ubi manis jepang dan pisang tidak beraroma tengik, ini disebabkan tidak adanya/sangat sedikit kandungan protein didalamnya.



BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, praktikum ini dapat disimpulkan bahwa  banyak sedikitnya kadar protein sangat mempengaruhi aroma dari bahan bahan yang perlakuannya di bakar
4.2 Saran
Lebih diperbanyak lagi pengujiannya

DAFTAR PUSTAKA
Fessendden, Ralph. Dan Fessenden, Joans. 1989. Kimia Organik Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga.
Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada.
Lehninger, A.L., 1975, Biochemistry, The Moleculear Basis of Cell Structure and Function, 2nd. Ed., Worth
Linder M.C., 1992, Biokimia, Nutrisi dan Metabolisme (diterjemahkan oleh Aminuddin dan Amwila A,Y). Universitas Indonesia Press. Jakarta 89-115.
Mustika, D.C. (2012). Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KARBOHIDRAT DENGAN METODE IODIN

Laporan Praktikum Uji Lemak pada Makanan

Laporan Praktikum Enzim Papain Mata Kuliah Biokimia Tanaman